Ini cerita asli langsung dari sumber resmi akun Facebook Bapak Prabowo.
baca juga : https://www.gerindradiy.id/2023/01/biografi-prabowo-subianto-menteri.html
Beliau menceritakan pengalaman tentang Pencak Silat belajar langsung dari gurunya Abah Ishak.
Selamat sore saudara-saudara sekalian,
Pada kesempatan sore hari ini, saya ingin berbagi kisah kepada saudara sekalian kecintaan saya terhadap budaya bangsa kita, Pencak Silat.
Sejak saya masih muda, kira-kira usia belasan tahun, saya gemar belajar ilmu bela diri. Setiap kali saya dengar tentang guru pencak silat atau guru bela diri yang hebat, saya selalu mencari dan berusaha untuk menemuinya.
Kalau saya nilai menarik, saya minta jadi murid. Pernah suatu saat saya diberitahu tentang seorang guru bela diri yang hebat yang berasal dari Banten, dimana ilmu bela dirinya termasuk memiliki dimensi spiritual yang kuat. Sehingga musuh sebelum kontak bisa terpental, sehingga banyak yang disebut ilmu kontak.
Setelah saya diberitahu oleh teman saya tentang guru ini, saya sampaikan bahwa saya ingin datang melihat. Waktu itu setiap hari Rabu malam, guru tersebut datang ke Jakarta dari Banten dan mengajar di sebuah rumah di Jakarta.
Pada suatu Rabu malam saya datang, ada kurang lebih 20 murid yang duduk di ruangan dan beberapa sedang latihan. Guru tersebut memberi contoh. Beberapa murid menyerang dan semuanya terpental. Kemudian saya sampaikan ke teman saya, tolong sampaikan ke guru tersebut, boleh tidak kalau saya ingin menyerang.
Maklum, saya ingin selalu membuktikan kemampuan daripada guru-guru tersebut. Dalam hati saya, jangan sampai ini sandiwara semua.
Guru tersebut dengan senyum mempersilakan saya menyerang dia. Saya menyerang dengan segala kekuatan dan ilmu bela diri yang saya miliki. Sebelum saya sentuh, saya terpental kurang lebih 3 meter dari dia. Saya jatuh. Tidak puas, saya berdiri, saya coba menyerang lagi dengan lebih besar tenaga dan kekuatan, dan saya terpental lagi lebih jauh lagi bahkan hampir saya terbuang keluar dari ruangan, ke halaman dan hampir saya masuk ke kolam ikan.
Akhirnya saya berdiri tersipu-sipu, dan saya sampaikan ke teman saya, tolong sampaikan ke guru boleh tidak saya jadi muridnya. Alhasil, saya diterima sebagai muridnya dan saya belajarlah ilmu tersebut.
Kemudian dalam perjalanan karier saya banyak belajar dan saya mempunyai banyak guru-guru bela diri. Saya belajar dari banyak guru. Salah satu dari mereka kemudian menjadi panutan saya, yaitu Abah Ishak.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca untuk melestarikan budaya asli Bangsa Indonesia khususnya Pencak Silat.
Comments
Post a Comment